Soal Gibran Jadi Cawapres Prabowo, Catatan Mahendra: Dalam Hidup Jangan Sekali-kali Jadi Pecundang dan Pengkhianat
Infolahat, Lembayung – Politisi muda PDI Perjuangan Kabupaten Lahat, Mahendra Reza Wijaya, angkat bicara terkait Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Cawapres Prabowo Subianto yang diusung koalisi indonesia maju pada Pilpres 2024.
Menurutnya, Gibran tidak punya etika politik bahkan secara terang-terangan melakukan pengkhianatan terhadap partai politik yang telah membesarkannya.
“Gibran seperti kacang lupa kulitnya, partai yang membesarkannya dikhianati,” kata Mahendra dalam keterangannya, Senin (23/10/2023).
Bukan hanya itu, Mahendra menyebut Gibran tidak bisa dipegang omongannya. “Semua masih ingat betul ketika Gibran bilang tegak lurus sebagai kader PDIP tapi dengan mudahnya berubah dan bersedia menjadi Cawapres dari partai lain,” ungkapnya.
Mahendra juga menuding peran Jokowi dibalik peristiwa pengkhianatan anaknya terhadap PDI Perjuangan.
“Gibran sebenarnya masih minim pengalaman namun dipaksakan menjadi Cawapres. Hal itu bisa terjadi karena ambisi Jokowi dengan segala cara dilakukan bahkan sampai menggunakan alat Mahkamah Konstitusi untuk memberikan karpet merah pada anaknya,” jelas Mahendra.
“Itu semua akan menjadi preseden buruk yang akan terus dikenang dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia,” imbuhnya.
Terakhir, Mahendra mengungkapkan tentang prinsip hidupnya yang selalu dipegang.
“Saya punya prinsip dan itu saya selalu pegang, hidup hanya sementara jadi tidak boleh sekali-kali jadi pecundang dan jadi pengkhianat,” tuturnya.
“Ada 3 hal yang tidak boleh dilupakan, satu Tuhan, dua orang tua dan tiga adalah orang yang memberikan kontribusi dalam hidup kita dan itu akan menjadi sejarah. Sejarah di mana kita dingkat dan dibesarkan, sejarah di mana kita dibimbing dan diberikan arahan sehingga pada akhirnya kita bisa mengambil banyak pelajaran dari orang tersebut untuk menentukan pilihan dalam hidup” tandasnya.