Masa Jabatan Cik Ujang Tinggal Menghitung Bulan, Tokoh Pemuda Lahat Mahendra Sebut Gagal dan Tak Punya Warisan Apapun
Infolahat, Lahat – Di penghujung tahun kepemimpinan bupati Kabupaten Lahat Cik Ujang mendapat catatan buruk dari tokoh pemuda dan praktisi hukum Mahendra Reza Wijaya.
Menurutnya, Cik Ujang tidak meninggalkan legacy apapun bahkan banyak masalah Kabupaten Lahat yang tidak terselesaikan.
“Sudah mau selesai kepemimpinan Cik Ujang namun tidak ada prestasi yang membanggakan, tidak ada pembangunan yang ditinggalkan, yang ada banyak masalah yang tidak teratasi,” kata Mahendra, demikian sapaan akrabnya, dalam keterangannya pada Sabtu (15/4/2023).
Mahendra menyebut kegagalan terparah Cik Ujang karena tidak mampu mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Lahat.
Seperti diketahui, sesuai data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, penduduk miskin Kabupaten Lahat mencapai 16,14 persen dan menjadi Kabupaten termiskin ke dua se Provinsi Sumatera Selatan.
“Yang dibutuhkan masyarakat adalah peningkatan taraf hidup namun itu tidak bisa dipenuhi oleh Cik Ujang. Faktanya, Kabupaten Lahat termiskin ke dua se Sumsel,” tuturnya.
Bahkan, kata Mahendra, banyak janji kampanye Cik Ujang yang tidak terlaksana. “Janji yang mau sekolah dan berobat gratis mana buktinya, kalau memang dijalankan apa indikator keberhasilannya, masyarakat masih banyak yang mengeluh kok soal biaya berobat dan masih banyak anak-anak yang tidak sekolah, semua berbanding terbalik dengan janji-janji manis Cik Ujang saat kampanye,” ungkapnya.
Mahendra menuturkan bahwa program sekolah dan berobat gratis sebenarnya sudah menjadi program bupati sebelum Cik Ujang.
“Sekolah dan berobat gratis itu kan program bupati sebelum Cik Ujang, sekarang cuma melanjutkan aja tapi ternyata tidak ada peningkatan,” ujarnya.
Selain itu, Mahendra juga mempertanyakan program desa berdaya yang menjadi salah satu janji politik Cik Ujang karena dianggap sampai saat ini belum dijalankan.
“Masyarakat masih ingat betul janjinya akan adakan program desa berdaya dengan bantuan Rp 500 juta sampai Rp 2 miliar untuk desa, tapi kenyataannya itu cuma buaian belaka,” beber dia.
Masyarakat, menurut Mahendra, sudah kecewa bahkan tidak mau lagi dibuai dengan janji-janji kampanye yang tidak bisa ditepati.
“Masyarakat sudah pintar dan bisa menilai, kalau sudah diberi kesempatan tapi disia-siakan berarti artinya tidak mampu dan masyarakat tidak mau dibodohi untuk yang kedua kalinya,” jelasnya.
Terkahir, Mahendra menilai Cik Ujang tidak mampu mengelola kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Lahat. Bahkan, kata Mahendra, APBD Lahat kurang lebih Rp 2 triliun namun tidak bisa mensejahterakan masyarakat.
“Kekayaan alam Lahat ini sebenarnya buat siapa sih, Cik Ujang kok tidak bisa memanfaatkan itu untuk rakyatnya sendiri. Apalagi APBD nya sangat besar mencapai Rp 2 triliun tapi kok masyarakatnya miskin. Artinya kan tidak mampu menjadi Bupati,” tutup Mahendra.